Mojokerto, kompasberita.id - Empat Mahasiswa Kandidat Doktor Mengabdi (KDM) Universitas Islam Malang (Unisma) menyelenggarakan Seminar Parenting menguatkan peran keluarga dalam pendidikan anak di Kedungsugo Kecamatan Prambon Kabupaten Mojokerto Jawa Timur, Minggu (14/1/2024). 
Progam KDM ini merupakan mata kuliah wajib yang harus ditempuh mahasiswa S3 pada semester III di Kampus Unisma yang merupakan kampus NU terbaik di Indonesia. Unisma memiliki visi menjadi Universitas unggul bertaraf internasional, berorientasi masa depan dalam IPTEKS dan budaya, untuk kemaslahatan umat yang berakhlaqul karimah, berlandaskan Islam Ahlussunnah waljamaah.
Acara pengabdian mahasiswa ini merupakan bagian dari upaya menguatkan peran keluarga dalam mendidik anak agar terhindar dari emergency resiko rusaknya lingkungan, ketergantungan miras, judi online, mabuk, pencurian dan penyalahgunaan narkoba serta perbuatan kriminal lainnya. 
Acara seminar parenting berlangsung di Balai Desa kedungsugo mulai pukul 09.00 sampai 12.00 waktu setempat dan dihadiri oleh 300 peserta dari unsur Kepala Desa, Kepala Dusun, Perangkat Desa, Pemuda Karangtaruna dan Ibu-ibu penerima Program Keluarga Harapan (PKH) Dinas Sosial. 
Narasumbernya adalah empat kandidat doktor Unisma Malang yang sedang menempuh pendidikan doktor Pendidikan Agama Islam Multikultural, yaitu Akhmad Sirojuddin, Syarifah, Irsyaddur Rofiq dan Karmuji.
Penyampaian materi berlangsung selama 120 menit dan dilanjutkan diskusi selama kurang lebih 60 menit. Ibu-ibu sangat antusias mengikuti seminar parenting ini. Terbukti pada sesi diskusi tidak sedikit ibu-ibu yang menanyakan problematika keluarga, khususnya dalam mendidik anak yang mudah terpengaruh dunia luar. Mereka satu suara berharap juga dapat meringankan beban hidup mereka dalam membimbing anak-anak untuk menjadi generasi unggul yang membanggakan.     
Keempat narasumber memberikan materi parenting yang bervariasi dan saling melengkapi. 
“Peran orang tua sangat penting bagi kehidupan anak, karena orang tua adalah madrasatul ula (lingkungan pendidikan pertama). Keluarga menjadi ujung tombak yang menentukan kualitas anak. Keluarga merupakan struktur terkecil dalam masyarakat. Jika lingkungan keluarga harmonis dan sejahtera, maka masyarakat juga harmonis dan sejahtera. Sebaliknya, jika keluarga sudah tidak kondusif, maka lingkungan masyarakat juga demikian” jelas Sirojuddin.
 “Saat ini, selain butuh nasihat guru dan orang tua, anak juga butuh uswah (teladan cinta) yang menjadi panutan dalam hidupnya. Orang tua dan guru sebagai panutan harus memberikan contoh dan teladan bagi anak-anaknya. Jika orang tua berkualitas, maka anak-anak juga akan berkualitas. Dan yang terpenting, orang tua harus memperhatikan pendidikan anak, khususnya pendidikan Islam atau kepesantrenan yang mengajarkan bagaimana beribadah dan berakhlak mulia kepada Tuhan, sesama manusia dan lingkungannya” papar Irsyaddur Rofiq. (IR/red).
Syarifah dan Karmuji menambahkan bahwa orang tua harus selalu mengontrol gerak gerik anak. Jika terjadi hal yang aneh dalam diri anak, maka orang tua harus segera melakukan tindakan preventif dampak negatif. (diah/fi/red)